Bursa saham Asia-Pasifik dibuka lebih rendah pada hari Rabu, menjelang rilis angka inflasi Australia bulan Juli.
Dikutip dari CNBC, Rabu (28/9/2024), indeks saham S&P/ASX 200 Australia dibuka 0,40% lebih rendah menjelang rilis CPI.. Nikkei 225 Jepang bergerak mendatar, sementara indeks saham Topix yang berbasis luas turun 0,3%.
Kospi Korea Selatan dan Kosdaq yang berkapitalisasi kecil turun 0,40%. Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong berada pada level 17.871, lebih rendah dari penutupan terakhir HSI di level 17.874,67.
Risalah rapat terakhir Bank Sentral Australia mengungkapkan bahwa bank sentral telah mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga karena berupaya untuk mengendalikan inflasi.
CPI tertimbang Australia diperkirakan naik pada tingkat yang lebih lambat sebesar 3,4% tahun ke tahun, dibandingkan dengan 3,8% pada bulan Juni.
E-commerce asal Tiongkok, JD.com, mengumumkan pembelian kembali saham senilai USD 5 miliar pada Selasa malam, yang mendorong kenaikan 2,24% pada sahamnya yang terdaftar di AS.
Sementara di Wall Street AS, tiga indeks saham utama ditutup lebih tinggi karena investor menanti laporan pendapatan raksasa teknologi Nvidia yang akan dirilis hari Rabu, di mana Dow Jones Industrial Average naik tipis 0,02% dan ditutup pada rekor penutupan lainnya di 41.250,5.
Sedangkan S&P 500 dan indeks teknologi Nasdaq Composite merangkak naik 0,2% dan ditutup pada 17.754,82.
IHSG Berpeluang Menguat, Cermati Rekomendasi Saham Hari Ini 28 Agustus 2024
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Rabu (28/8/2024). IHSG akan menguji rentang 7.622-7.664 pada Rabu pekan ini.
IHSG melemah tipis 0,11 persen ke posisi 7.597 disertai dengan munculnya volume penjualan pada perdagangan Selasa, 27 Agustus 2024.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama IHSG masih mampu berada di atas 7.460 sebagai area supportnya, posisi IHSG saat ini diperkirakan berada pada bagian dari wave (v) dari wave (i) dari wave 3.
“Hal tersebut berarti, IHSG masih berpeluang menguat untuk menguji rentang 7.622-7.664,” ujar Herditya dalam catatannya.
Ia mengatakan, IHSG akan berada di level support 7.460,7.386 dan level resistance 7.664,7.743 pada Rabu pekan ini.
Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi mengatakan, IHSG terlihat melakukan koreksi dengan bearish harami cross disertai volume. Wafi menuturkan, IHSG meski berpeluang untuk kembali koreksi, tetapi selama di atas garis moving average (MA) lima harian, berpeluang untuk kembali rebound dan melanjutkan fase bullish-nya.
“Namun, jika breakdown support garis MA5, berpeluang untuk menguji support garis MA20 untuk kembali melanjutkan fase sideway-nya,” tutur dia.
Wafi menuturkan, range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 7.500-7.700.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan level resistance di 7.455-7.675.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Ultrajaya Milk Industry Tbk (ULTJ).
Sedangkan Wafi memilih saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), dan PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) – Buy on Weakness
Saham AMMN menguat 3,27% ke 11.050 disertai dengan munculnya volume pembelian, namun penguatannya tertahan oleh MA60.
“Selama masih mampu berada di atas 10,625 sebagai stoplossnya, posisi AMMN saat ini diperkirakan berada pada bagian dari wave (iii) dari wave [c] dari wave A,” ujar Herditya.
Buy on Weakness: 10.875-11.025
Target Price: 11.300, 11.700
Stoploss: below 10.625
2.PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) – Buy on Weakness
Saham BBRI terkoreksi 2,36% ke 5.175 disertai dengan munculnya volume penjualan. Herditya menuturkan, pihaknya perkirakan, posisi BBRI sedang berada di awal wave (iv) dari wave [i] dari wave C, sehingga BBRI masih rawan melanjutkan koreksinya.
Buy on Weakness: 4.910-5.075
Target Price: 5.400, 5.550
Stoploss: below 4.730
3.PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) – Buy on Weakness
Saham TLKM terkoreksi 0,34% ke 2.990 dan masih disertai volume pembelian, tetapi pergerakannya tertahan oleh MA60.
“Saat ini, diperkirakan posisi TLKM berada pada bagian dari wave [ii] dari wave C, sehingga TLKM masih rawan melanjutkan koreksinya,” ujar dia.
Buy on Weakness: 2.860-2.910
Target Price: 3.050, 3.220
Stoploss: below 2.760
4.PT Ultrajaya Milk Industry Tbk (ULTJ) – Buy on Weakness
Saham ULTJ terkoreksi 0,55% ke 1.800 disertai dengan adanya peningkatan volume penjualan.
“Kami perkirakan, posisi ULTJ saat ini berada di akhir wave (ii) dari wave [iii], sehingga koreksi ULTJ akan relatif terbatas dan berpeluang menguat,” kata dia.
Buy on Weakness: 1.745-1.775
Target Price: 1.860, 1.930
Stoploss: below 1.700
Penutupan IHSG pada 27 Agustus 2024
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada Selasa sore. Pelemahan IHSG ini terjadi tengah sikap wait and see pelaku pasar terhadap penurunan suku bunga acuan Bank Sentral AS.
Pada Selasa (27/8/2024), IHSG ditutup melemah 8,31 poin atau 0,11 persen ke posisi 7.597,87. Sementara indeks LQ45 turun 3,54 poin atau 0,37 persen ke posisi 946,51.
“Investor saham menimbang potensi penurunan suku bunga oleh bank sentral AS dan juga mempersiapkan diri menghadapi rilis laporan keuangan kuartal IV-2024 Nvidia,” tulis Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya dikutip dari Antara.
Kinerja laporan keuangan Nvidia dinilai oleh pelaku pasar cukup penting karena dapat memberikan kejelasan mengenai permintaan atas kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), yang mana selama ini Nvidia menjadi pihak yang paling di untungkan oleh belanja masif korporasi untuk membangun infrastruktur AI mereka.
Pelaku pasar telah memprediksi penurunan suku bunga acuan The Fed sebanyak satu persen secara keseluruhan hingga akhir tahun 2024.
Namun, dengan hanya ada tiga pertemuan kebijakan The Fed yang tersisa pada tahun ini yaitu September, November dan Desember, di tambah lagi dengan rilis data pasar tenaga kerja AS atau Non-Farm Payrolls (NFP) periode Agustus, pelaku pasar mempertanyakan kapan waktu penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin akan terjadi.
Bursa berjangka memprediksi 100 persen peluang penurunan suku bunga oleh The Fed pada September dengan 65 persen peluang penurunan sebesar 25 basis poin, sementara peluang penurunan sebesar 50 bps mencapai 35 persen.
Pelaku pasar juga akan mendapatkan kejelasan lebih lanjut mengenai inflasi AS pada hari Jumat melalui rilis data Personal Consumption Expenditure (PCE) Price Index sedangkan untuk melihat kondisi terkini pasar tenaga kerja AS, investor akas mencermati rilis data Initial Jobless Claims pada Kamis 29 Agustus 2024.
Leave a Reply