Terdapat beberapa ciri-ciri perusahaan dengan kualitas tinggi yang dapat menjadi pertimbangan ketika seseorang hendak memulai investasi saham.

Head of Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi Kasmarandana mengatakan bahwa untuk menilai kualitas suatu perusahaan, bukan dilihat dari harga atau nilai saham, tetapi melihat beberapa rasio indikatornya.

“Sebenarnya hanya tiga indikator ini saja, yaitu; rutin bagi dividen, economic moat, dan manajemen jujur dan kompeten, yang paling basic untuk menilai kualitas suatu perusahaan (yang menjadi pilihan investasi saham),” ungkap Oktavianus dalam kegiatan Financial Literacy for Families di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (22/9/2024).

Indikator pertama, Oktavianus menjelaskan, pastikan perusahaan yang menjadi minat investasi saham rajin membagikan dividen. Hal ini karena perusahaan yang membagikan dividen menunjukkan stabilitas keuangan, profitabilitas berkelanjutan, dan manajemen yang efisien.

“Apa saja? contohnya perbankan, mereka pasti rajin membagikan dividen. Apalagi perbankannya punya Pemerintah (plat merah), karena mereka wajib setoran ke negara, jadi mau tidak mau mereka membagikan dividen,” bebernya.

Kedua, adalah perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif berkelanjutan yang melindungi perusahaan dari pesaing, seperti merek yang kuat, biaya switching yang tinggi, atau paten unik.

Menurut Oktavianus, perusahaan dengan parit ekonomi yang luas lebih salit ditandingi oleh pesaing dan cenderung mempertahankan profitabilitas yang kuat dalam jangka panjang.

Indikator ketiga, yaitu perusahaan dengan kepemimpinan yang berintegritas tinggi, memiliki rekam jejak yang baik dalam mengelola perusahaan, dan fokus pada penciptaan nilai jangka panjang bagi pemegang saham.

“(Charlie) Munger percaya bahwa perusahaan dengan manajemen yang baik akan mengambil keputusan yang bijak dalam kondisi baik maupun buruk. Ini juga mencakup fokus pada transparansi dan menghindari manajemen yang- mengutamakan keuntungan jangka pendek,” papar Oktavianus, mengutip wejangan dari mendiang Charlie Munger, yang dikenal sebagai wakil ketua Berkshire Hathaway.


IHSG Merosot, Kapitalisasi Pasar Anjlok Jadi Rp 13.007 Triliun pada 17-20 September 2024

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan 17-20 September 2024.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (21/9/2024), IHSG terpangkas 0,88 persen menjadi 7.743. Pada pekan lalu, IHSG berada di posisi 7.812,12. Koreksi IHSG juga diikuti kapitalisasi pasar. Kapitalisasi pasar bursa anjlok 2,85 persen menjadi Rp 13.007 triliun dari Rp 13.390 triliun pada pekan lalu.

Investor asing mencatat aksi beli saham Rp 523,15 miliar pada Jumat, 20 September 2024. Selama sepekan, investor asing membeli saham Rp 4,71 triliun. Aksi beli ini berkurang dari pekan lalu Rp 20,41 triliun. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 56,11 triliun.

Rata-rata nilai transaksi harian bursa juga merosot 0,37 persen menjadi Rp 14,93 triliun dari pekan lalu Rp 14,98 triliun.

Sementara itu, peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa sebesar 15,3 persen menjadi 28,07 miliar saham dari 23,35 miliar saham pada pekan lalu.

Selain itu, peningkatan juga turut terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian bursa selama sepekan sebesar 10,43 persen menjadi 1,26 juta kali transaksi dari 1,14 juta kali transaksi.

Selama sepekan pada periode 17-20 September 2024, terdapat 1 pencatatan obligasi di BEI yaitu Obligasi Berkelanjutan II Provident Investasi Bersama Tahap III Tahun 2024 oleh PT Provident Investasi Bersama Tbk tepatnya pada Kamis, 19 September 2024.

Obligasi dicatatkan dengan jumlah pokok Rp 1,1 triliun dengan hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) adalah idA (Single A). Wali Amanat untuk obligasi ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.


Total Emisi Obligasi dan Sukuk

Total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang 2024 adalah 107 emisi dari 65 emiten senilai Rp90,79 triliun. Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 588 emisi dengan outstanding sebesar Rp463,26 triliun dan USD60,12 juta, yang diterbitkan oleh 132 emiten.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 194 seri dengan nilai nominal Rp6.273,24 triliun dan USD502,10 juta. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak 9 emisi Efek Beragun Aset (EBA) dengan nilai Rp2,93 triliun.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *