Mantan petinggi Goldman Sachs, Ayesha Ofori meninggalkan pekerjaannya demi menghadapi kesenjangan investasi antar gender di Inggris. Ofori meluncurkan Propelle yaitu sebuah platform investasi yang dirancang dengan tujuan untuk membantu perempuan mengambil kendali atas keuangan yang mereka miliki.
Dikutip dari CNBC, Jumat (27/9/2024), selama bekerja di Goldman Sachs, Ofori merasa frustrasi karena melihat bahwa dia hanya membantu pria kaya menjadi lebih kaya. Dia juga menyadari bahwa sebagian besar perempuan cenderung menabung daripada berinvestasi, meskipun mereka hidup lebih lama dan memiliki kebutuhan finansial jangka panjang.
Kesenjangan investasi antara pria dan wanita semakin terlihat meningkat. Pada Januari 2024, laki-laki di Inggris memiliki investasi hingga 1 triliun poundsterling, sementara perempuan hanya memiliki 450 miliar poundsterling. Selain itu, kesenjangan pensiun gender di Inggris mencapai hampir 38 persen, lebih dari dua kali lipat kesenjangan gaji gender.
Platform Propelle ini kedepannya dirancang untuk membantu kaum perempuan berinvestasi dengan lebih baik, dengan fitur-fitur yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya investasi perempuan.
Selain menawarkan opsi investasi berbasis nilai seperti keberlanjutan atau sesuai syariah, Propelle juga menyediakan alat untuk mengukur tingkat risiko yang mungkin terjadi dan menetapkan tujuan investasi jangka panjang maupun jangka pendek.
Harapan Ofori
Sebelum meninggalkan Goldman, Ofori mulai mengadakan acara untuk wanita di London untuk berbagi kisahnya tentang membangun kekayaan bagi dirinya dan klien. Dalam beberapa bulan, kurang lebih 2.000 wanita mendaftar untuk hadir.
“Saya menyadari bahwa saya menemukan sesuatu,” katanya.
“Hanya karena wanita tidak berinvestasi bukan berarti mereka tidak ingin berinvestasi. Mereka jelas ingin berinvestasi.” tambah dia.
Ofori berharap platform yang ia bangun dapat memberdayakan lebih banyak perempuan secara finansial. Ia juga menyoroti bahwa, “Hanya karena seseorang memiliki uang yang lebih sedikit, bukan berarti mereka harus dikecualikan dari kelas aset yang menguntungkan, yang biasanya hanya diakses oleh orang kaya.” Ujar Ofori.
Leave a Reply