Michelle yang berusia 42 tahun dan Ryan dengan umur 43 tahun adalah pasangan yang tampaknya sukses. Mereka memiliki tiga anak kecil dan kekayaan bersih sekitar USD 970 ribu atau sekitar Rp 14 miliar. Ryan, sebagai pencari nafkah tunggal, menghasilkan hampir USD 140 ribu per tahun.

Namun, di sisi lain mereka merasa terjebak dalam masalah keuangan sehari-hari, bahkan merasa seperti “kapal yang tenggelam”. Meskipun terlihat kaya, seorang pakar keuangan dan miliarder yang mendapatkan kekayaan dari usaha sendiri Ramit Sethi, mengatakan bahwa mereka sebenarnya bangkrut secara finansial.

Dikutip dari CNBC, Kamis (3/10/2024), Michelle dan Ryan memiliki pengeluaran rutin yang besar, termasuk biaya hipotek, asuransi, transportasi, dan kebutuhan sehari-hari. Masalahnya, pengeluaran bulanan mereka lebih besar dari pendapatan yang masuk.

Selain pengeluaran besar, mereka juga sering menghabiskan uang untuk hal-hal kecil yang tak terencana, seperti membeli barang-barang di Target dan Amazon. Setiap bulan, mereka menghabiskan sekitar USD 2 ribu hanya di dua tempat tersebut.

Sethi menjelaskan bahwa pengeluaran kecil yang terus-menerus bisa membuat mereka bangkrut. Pasangan ini membeli barang-barang seperti kacamata hitam anak-anak atau perlengkapan olahraga tanpa memikirkan dampaknya pada keuangan mereka secara keseluruhan.

Tak Punya Kemampuan Kelola Uang

Sethi menekankan bahwa masalah utama bukan hanya kebiasaan belanja impulsif, tetapi juga kurangnya sistem yang membantu mereka mengontrol pengeluaran.

Michelle merasa sulit untuk mengurangi pengeluaran karena menganggap banyak dari barang-barang yang mereka beli sebagai kebutuhan.

Sethi menyarankan mereka untuk melihat gambaran yang lebih besar dan mencoba memangkas pengeluaran besar, seperti makan di luar dan belanja, hingga 50% selama beberapa minggu.


Investasi Terlalu Besar

Selain itu, Sethi menekankan pentingnya mengajarkan anak-anak mereka untuk menghargai uang, yang akan membantu mereka membangun hubungan yang lebih sehat dengan uang di masa depan.

Michelle bangga dengan jumlah tabungan dan investasi yang telah mereka kumpulkan, termasuk rumah senilai USD 585 ribu dan hampir USD 468 ribu dalam bentuk tabungan pensiun dan investasi.

Namun, Sethi melihat masalah lain yakni meskipun mereka menabung dan berinvestasi dengan baik untuk pensiun, mereka kehabisan uang untuk kebutuhan sehari-hari.

Mereka menyisihkan 14% dari gaji bulanan untuk investasi, namun hal itu membuat mereka kesulitan dalam memenuhi pengeluaran harian.

Sethi menyarankan mereka untuk mengurangi jumlah uang yang diinvestasikan dan mengalokasikannya untuk kebutuhan saat ini.

Dengan begitu, mereka dapat memiliki arus kas yang lebih baik untuk menikmati hidup sekarang tanpa terus-menerus merasa tertekan oleh keuangan.

Pada akhirnya, Sethi menyimpulkan bahwa pasangan ini tidak sepenuhnya “bangkrut”, tetapi perlu mengatur kembali cara mereka mengelola pengeluaran dan investasi.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *