Pasar Asia-Pasifik sebagian besar dibuka menguat pada Kamis, mengikuti kenaikan di Wall Street setelah ketiga indeks saham utama AS mencatat rekor tertinggi.
Investor di Asia terus memantau situasi politik di Korea Selatan, di mana sehari setelah deklarasi darurat militer, anggota parlemen negara tersebut mengajukan mosi pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol.
Data revisi produk domestik bruto (PDB) Korea Selatan untuk kuartal ketiga menunjukkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,1% secara kuartalan dan 1,5% secara tahunan. Angka ini sama dengan estimasi awal yang dirilis sebelumnya.
Dikutip dari CNBC, Kamis (5/12/2024), pasar saham Korea Selatan dibuka lebih tinggi tetapi segera kehilangan momentum. Indeks Kospi turun tipis 0,39%, sementara Kosdaq melemah 0,69%.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 naik 0,22%.
Di Jepang, Nikkei 225 melonjak 0,88%, sementara Topix naik 0,27%.
Futures indeks Hang Seng Hong Kong berada di level 19.622, lebih rendah dibandingkan penutupan terakhir HSI di 19.742,46.
Wall Street Mencetak Rekor Tertinggi Baru
Pada Rabu, ketiga indeks utama Wall Street mencatat rekor tertinggi sepanjang masa dalam sesi perdagangan, dipimpin oleh kenaikan saham teknologi.
Dow Jones Industrial Average melonjak 308,51 poin atau 0,69% ke level 45.014,04, melewati ambang batas 45.000 untuk pertama kalinya.S&P 500, indeks pasar yang lebih luas, naik 0,61% menjadi 6.086,49.
Nasdaq Composite, yang didominasi saham teknologi, meningkat 1,3% dan ditutup di 19.735,12.
Kenaikan ini terjadi setelah investor mencerna pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Powell menyatakan bahwa kekuatan ekonomi AS belakangan ini memungkinkan bank sentral untuk bersikap “sedikit lebih berhati-hati.”
Investor Tunggu Data Pengangguran AS
Para investor kini menantikan laporan tingkat pengangguran AS bulan November yang akan dirilis pada Jumat. Data ini diperkirakan akan memberikan wawasan lebih lanjut tentang langkah kebijakan Federal Reserve di masa depan.
Keputusan suku bunga berikutnya dari The Fed dijadwalkan dalam dua minggu mendatang. Berdasarkan alat FedWatch dari CME Group, pasar memperkirakan peluang sekitar 78% untuk pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).
Leave a Reply